Kamis, 05 Agustus 2010

LPIR 2009, Sepenggal Kisah Kemenangan


Setelah sukses mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009, aku masih tinggal di Hotel Ibis Bungur. Ketika itu hari minggu, semua anak OSN pulang ke kampungnya masing2, termasuk kontingen DIY. Nah, anak2 yang menginap di Ibis (anak matematika dan kebumian) dari DIY pulang semua pagi2 naik bis panitia menuju stasiun Gambir. Tanpa mengutarakan maksudku, aku tidak ikut dengan mereka.

Tapi barangkali sudah ada yang tau. Hehe... Sedih juga sih, melihat mereka pulang, sedang aku ditinggal sendirian di Ibis. Mana aku sudah check out lagi. Nggak mungkin balik ke kamar. Mana jatah konsum OSN sudah selesai lagi, nggak mungkin aku makan di restoran dengan gratis bebas sesuka hati.

Haduuh.. sabar yan. Ada kalanya pengorbanan itu menyedihkan. Tak apa. Akhirnya keputusan terakhir saat itu, aku buka buku peganganku dari Jogja. Berjudul "RANGGAWARSITA MENJAWAB TAKDIR". Buku yang inspiratif dan menjadi sumber bacaan utamaku saat itu.

Aku membaca mulai dari halaman pertama. Aku sudah berjanji untuk tidak membacanya ketika musim OSN karena pasti bakal mengganggu konsentrasiku di OSN. Buku itu terlihat punya pengaruh besar padaku ya? Jawabannya iya. Karena aku harus belajar banyak tentang Ranggawarsita.

Sambil membaca buku, aku beristirahat di lobby Ibis. Sesekali melongok jam dinding di ruang itu. Hem... sudah hampir 1 jam tidak terjadi apa-apa.

Rencananya sih aku dijemput pembimbingku, Mas Zainal namanya. Nah, menurut sms dari Mas Zainal, aku bakal dijemput beberapa menit lagi. Ya sudahlah. Ku lanjutkan membaca.

Plak! Kutepuk jidatku sendiri. Orang2 yang ada di lobby sempat kaget juga lalu menoleh ke arah ku. Biar apa kata orang. Ini namanya ekspresi. Hehehe... jujur wae, sebenere aku juga malu sih. Habisnya aku juga nggak sadar tadi kenapa nepuk jidat. Semacam refleks.

O iya, aku baru inget, aku belum mbuat berkas presentasi coba. Wah dodol banget kan? Apa2an. Langsung aja tanpa babibu, aku keluarkan laptop. Lagi2 orang2 pada nglirik ke aku. Terserah.

Ku buka file2. Ku coba membuat template. Wah, gimana nih, belum jadi. Padahal besok senin harus presentasi. Panik dong, secara, acaranya itu nggak main2. Di depan 12 dewan juri coba. Profesor Doktor lagi. Haduh2... itu yang keluar dari mulutku. Manusia memang suka mengeluh ya? Hihihi...

Lanjut yan. Kamu harus konsentrasi. Oke, halaman judul dah selesai. Lanjut ke materinya. Copas2 dari file aslinya. Beberapa menit kemudian, thiiin thiin. Ada klakson mobil berdering. Dari balik jendela, muncul wajah orang2 dalam mobil. Ku perhatikan, ada pembimbingku juga, Mas Zainal. Wah, akhirnya datang juga. Sekitar jam 12-an aku bereskan laptopku, bukuku, barang bawaanku.

"Dah lama ya? Hehe.. macet, tahu sendiri kan Jakarta." Kata Mas Zainal. Oke mas, jawabku. Perut ini sudah keroncongan. Makanan di restoran Ibis sudah tergolong haram untukku yang tak punya duit cash yang cukup. Hehe...

Akhirnya aku sudah berada dalam mobil itu. Berjalan pelan2 keluar dari halaman Ibis. Haah, akhirnya selesai juga. Yes musim OSN selesai! Ada senyum terkembang dalam pikiranku.

Lalu kami berbincang2. Oh ternyata ini mobilnya masnya Mas Zainal. Kakaknya berkeluarga di Jakarta. Wah enak ya kalo punya saudara dimana2, jadinya bisa backpakeran. Wkwkwk...

Akhirnya kami mampir ke warung Soto kayaknya (woh nganti lupa coba). Setelah beberapa mangkuk habis, perutku terisi, akhirnya kami cabut menuju Jakarta Selatan. Tepatnya di LPMP DKI Jakarta. Konon sih, tempat nginapnya itu lebih jelek dari Ibis. Selain banyak nyamuk, terkadang pelayanannya tidak seperti di hotel. Wah, wah, wah. Untung jauh2 hari aku sudah beli Autan (waktu itu nitip Ninda 3B pas di mall deket Ibis. Wkwkwk)

Nah, sampailah kami di LPMP itu. Bagi temen2 jogja, LPMP mirip dengan yang kemarin itu di Prawirotaman selatan jalan. Tapi tak apalah. Lagi2 butuh pengorbanan kan.

Nah, singkat cerita aku bergabung dengan tim DIY di sana. Ada Lisa Caroline dkk (Stece), Ezra Putranda (SMA 8), Nimas Hayu (SMA 8), Astri (SMA 8) dk. Wah ekslusivisme jogja kembali muncul euy. Ya iyalah, bahkan (lebaynya) anak2 Jogja tu ada rasa nasionalisme primordialisme yogyanisme yang kuat. Jadi serasa memiliki yogya sebenar-benarnya. Bener nggak sih?

Nah, akhirnya kami ikut serentetan acara di minggu itu. Berikut foto2 yang tercetak di kameraku. Oh ya, kami saat itu mengikuti tahap presentasi Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2009.

foto atas : kami sedang latihan presentasi di penginapannya. Semua anak Yogya berkumpul di kamarnya Lisa dkk. Saat itu sih, aku baru membuat bahan PPT nya. Haduh, parah banget. Tampak mas Ujang sedang bersiap2 beranjak ke alam mimpi (bawah).
ini hari pembukaan LPIR oleh Mendiknas. Para dewan juri juga tampah berjalan memasuki ruangan (foto atas). Kemarin sudah pengundian nomor urut presentasi, aku jatuh ke nomor 7. Wah maju presentasi pada awal2 gini katanya bahaya. Soalnya juri2nya masih fresh semua otaknya. Jadinya ya bisa benar2 'dibantai' (foto bawah).

Nah itu mendiknasnya sedang berpidato (foto atas). Ini contoh bagaimana format presentasi itu. Modelnya Ezra Putranda dari SMA 8 Yogyakarta (foto bawah).
Ruang LPIR tu menggila. Aura ketegasan para dewan juri sangat tampak. Bayangkan saja, para presentator dihadapkan dengan 12 dewan juri yang sudah sangat pakar. Mereka semua sudah seakan menyimpan pertanyaan2 'membunuh'. Ckck... Jadi harus waspada dan terus konsentrasi.
Hore, akhirnya acara presentasi selesai. Dan saat itu juga diumumkan para juaranya. Alhamdulillah, aku dinobatkan sebagai juara pertama alias medali emas! Viva Yogyakarta! Teladan Jayamahe!
Ini nih para pemenangnya (foto kanan atas-urut dari kanan ke kiri): Dessy Eprilya (Jakarta), Nindya Febri Iftika (Ternate), Fetty Familda (Bangka Belitung), Agata Retno Palupi (Surakarta), Alfinda Agyputri (Jakarta), Dita Nurtjahya (Bangka Belitung), Miftah Yama Fauzan (Jawa Timur), Yan Restu Freski (Daerah Istimewa Yogyakarta). Kami berfoto bersama dengan para dewan juri (foto bawah). Maaf, agak narsis, aku sedang diwawancarai oleh wartawan POTENSI (kiri).
Begitu selesai acara foto2an, langsung saja aku diserbu oleh belasan wartawan. Enggak tahu dari mana aja, tapi dari foto diatas, bisa terlihat ada yg logo Indosiar di baju wartawan dan mic dari Global TV. Hehe... yang jelas, untung aku pakek jas almamater, tuh bisa keliatan kan, ada logo keramat SMA Teladan, wkwkwk... Aduh maaf. Oh ya, konon gara2 wawancaranya tak kunjung selesai (kurang lebih memakan 2 jam), mengakibatkan perubahan acara, yg harusnya para peserta main2 ke mall tapi nggak jadi gara2 aku. Haduh maaf lagi.
Ini nih, waktu kami menghadiri undangan untuk menyaksikan Pidato Kenegaraan Presiden SBY. Hanya aku dan Miftah yang mendapat 'penghargaan khusus' boleh masuk ke dalam gedung dibawah 'kura2/wajan terbalik'. Yang diundang adalah para duta besar (kanan bawah), para teladan nasional termasuk kami2. Terlihat SBY sedang berpidato (kanan atas) dan Jusuf Kalla sedang duduk (kiri bawah). Tampak juga pilar raksasa kuali terbalik (kiri atas)
Ini pengalaman tak terlupakan : aku sama miftah (kiri tengah), aku sama mas Dhuhri yang gokil (kiri bawah), aku dengan setting latar gedung DPR dan monumen DPR (bawah tengah dan kanan bawah), aku narsis (kanan tengah).
Ini malam pengalungan medali yang dilakukan oleh Direktur Mandikdasmen, Pak Suyanto (wah maaf pak, saya ndak hapal dengan gelar Bapak). Ini juga tak terlupakan (searah jarum jam) : kontingen Yogya, aku bersama pembimbingku Mas Zainal dan ada Mas Dhuhri, Aku berdampingan dengan Pak Sungkowo, aku bersama miftah dan dita menunjukkan medalinya masing2.
Ini acara ramah tamah dengan Mendiknas, Pak Bambang Sudibyo. Mas Anugerah Erlaut (TOBI) mendapat kenang2an dari Mendiknas (kanan atas). Sebenarnya aku juga dapet, sebuah pena dari Parker ada tulisan 'dari Mendiknas' gitu, tapi nggak ada fotonya. Hiks2..
Aku sedang mendapat penghargaan, tapi nggak pas ada salamannya dengan Pak Sudibyo (kiri atas). Rombongan anak2 olimpiade internasional, setauku di sana Mas Dhuhri (SMA Teladan Yogyakarta-Medali Perak IPhO) dan Mas Agi (SMA Karisma Bangsa-Medali Emas IBO). Ini anak2 LPIR SMA (bawah).
Walau tak punya foto dengan pak menteri, tak apalah dengan Pak Suyanto dan Pak Sungkowo. Wkwkwk...
Dari panitia, memfasilitasi kami untuk ke Dufan secara gratis tis, padahal itu kan pas hari minggu. Mahalnya nggak ketulungan. Wkwkwk. Searah jarum jam : Aku dan mas Dhuhri naik komedi putar dengan gembiranya, aku dan anak2 Yogya, si Haris (SMA Pring Sewu Lampung-Medali Perak IBO) sedang bingung cari apa gitu, kasihan. Anak2 LPIR berfoto ria. Lisa (Stece Yogyakarta) punya mimik muka keren dengan mas2 panitia. Pak Aji, Babe kami di LPIR, seakan2 kami2 ini putranya atau cucunya.
Sehabis naik arung jeram nih, pada basah gitu (kanan bawah). Pak Hari, beliau yang mengurusi LPIR, "Pak, disini kan kita main2, mbok ya jangan spaneng gitu... Rileks aja." Ketika mimpimu yang begitu indah, tak pernah terwujud, ya sudahlah (Bondan Prakoso).
Hari sakral pun tiba. Upacara Detik2 Proklamasi diselenggarakan di Istana Negara cabang Jakarta. Anak LPIR yang tergabung dalam sebutan undangan 'Teladan Nasional' juga diundang ke acara ini. Tampak SBY sedang menjadi Inspektur Upacara (atas). Pasukan pengibar bendera pusaka (PASKIBRAKA) membawa bendera merah putih yang akan dikibarkan di ujung tiang tertinggi, halah lebay (kiri bawah). Ada kejadian, ada tentara yang mau ambruk itu bukan guyon (ya secara masak di acara super sakral ini untuk main2). Dia ternyata sakit dan memang terus ambruk. Kasihan. (kanan bawah)
SBY-JK beserta ibu negara dan Ibu Mufida JK, dibawahnya ada menteri2, tampak mendiknas (kiri atas). Sebelum acara mulai aku sempat foto2 dengan latar istana negara. Kalau nggak gitu, begitu acara mulai semua harus ada di tempat. Kalau nggak, bakal di usir. Wkwkwk (kanan atas). Para tamu undangan (kanan bawah). Lagi2 Babeh Aji sibuk ngatur anak2 LPIR (kiri bawah).
Ada banyak kompi pasukan yang akan berparade bung, salah satunya dari angkatan laut nih. Seragamnya putih2. Keren ya...
Ini suasana persiapan di pagi hari sekitar jam 7. Semua sudah stanby termasuk tentara dengan anjingnya (tengah atas). Masyarakat sekitar pun sudah siap melihat acara berlangsung (kanan atas). Semua orang boleh masuk asal punya undangannya (kiri bawah). Aku dan Haris yang nekat foto2 dari dekat (kanan bawah).
Ini lho undangannya. Tanpa ini, kami nggak bakalan bisa ikut acara super prestisius itu.
Nah, dalam amplop undangan itu, lengkap dengan kupon makanan, bingkisan, dan segala peraturan yang ada. Foto2 di atas adalah pos pengambilan bingkisan istana berupa tas gedhe banget yang isinya macem2, ada majalah, produk2 sponsor, pernak-pernik istana. Keren banget pokoknya. Majalah2 juga dibagi secara lepas. Dan semuanya dibagikan secara GRATIS. Makanya waktu itu, sempat agak anarki, takut kehabisan pada rebutan, termasuk aku juga sih...
Ini acara ramah tamah dengan SBY. Silaturahim istilahnya. Acara diselenggarakan di JIExpo Arena Pekan Raya Jakarta (kanan atas). Ini undangannya, langsung dari kepresidenan sama seperti undangan 17-an di Istana kemarin (kanan bawah). Aku di ruang gedhe dengan latar panggung, tulisan di layar belakang itu kelihatan nggak? (kiri bawah). Aku, Mas Dhuhri, dan Haris sering pergi kemana2 bertiga kalau ada acara kayak gini. Haha... Malah pertama kali aku liat Haris tu manggilnya Mas Haris coba. Setelah tau, ternyata dia adik kelasku. Wkwkwkwk....
Perlu dong refreshing (padahal acara2 ke istana, dufan dsb yang tadi sudah tergolong refreshing ya?). Kami tim Yogya, diam2 nggak pamit ke panitia, mau nonton film Merantau di Depok.
Salah satu bukti otentik yang keren banget. Itu amplop undangan resmi dari SBY untuk acara di Istana Negara dan di Silaturahim bareng SBY (kanan atas). Ini cocard-ku untuk LPIR, lagi2 namaku tertulis salah. Harusnya 'YAN' ditulis 'YEN' (kanan bawah). Ini nomor undianku, wajib dipakai ketika mau presentasi (kiri bawah). Ini lho kokard paling keren yang pernah kupunya. Dengan itu, aku bisa keluar masuk gedung DPR tanpa harus takut ditahan Pamdal. Uniknya lagi, ada tulisan 'TELADAN', karena memang kami2 ini dikategorikan masuk 'para teladan nasional' dalam setiap acara kenegaraan. Ya aku jadi inget, penghargaan Teladannya Teladan di SMA Teladan Yogya. Kalau aku pake kokard ini, berarti aku juga teladannya teladannya teladan. hahaha. narsis abis.
Ini akhir dari acara LPIR. Barang bawaanku meningkat bung. Dari rumah sudah mbawa koper pakaian, dan tas. Dari OSN dikasih tas. Dari LPIR dikasih tas lagi. Dan tas OSN dan LPIR sama persis modelnya (kiri bawah). Kami sedang menunggu kereta pulang kami datang di stasiun gambir (kanan bawah dan kiri atas). Sampai rumah ku bongkar2 barang bawaanku, ea ampun, bejibun banget. (kanan atas).
Sepulang dari Jakarta, aku bersama tim olimpiade Teladan diserbu banyak wartawan lokal. Kami sempat masuk TVRI Jogja juga dalam acara 'Coffee Break-Profil SMA 1 Jogja'. Secara pribadi, sempat juga menjadi sorotan acara ' PIONIR' TVRI Jogja. Haduh... Sempat manggung juga di Radio Megaswara. Alhamdulillah, semua ini berkat limpahan rahmat dari Allah Subhanahuwata'ala. Tanpa kekuatan dari Allah, aku tidak akan bisa seperti ini. Terima kasih ya Allah.

Akhirnya, aku bisa santai sejenak, setelah pulang dari Jakarta. Benar2 melelahkan. Bayangkan saja, OSN selama seminggu. Ditambah LPIR, 10 hari. Berarti sama dengan 17 hari-an. Sama seperti tanggal lahirku, 17. Memperingati acara HUT RI pada tanggal 17. Hehe...

Buk, kuhempaskan badanku ke kasur, setelah melihat album foto kenangan LPIR. Sejenak 'Melepas Lelah' sebelum bersibuk ria dengan kegiatan yang bakal lebih spektakuler lagi.

8 komentar:

  1. weitss.. cool!. Sepenggal kisah kemenangan judulnya harusnya.. hahahaa SELAMAAAAT YAAAAA!!!

    BalasHapus
  2. hahha... oke mas.
    kemarin memang bingung mau pakai judul apa yng eye catching (seperti kata handbook KIR GVT).

    oke mas, usulnya njenengan tak pake.

    Makasih mas...

    BalasHapus
  3. kata mona, gambar seribu kata.

    jadinya ya, kukasih gambar2. biar bisa melihat sendiri hebohnya.

    BalasHapus
  4. Nice Desain, Tumb Up for your Site

    BalasHapus
  5. @ mas/pak Purwanto : Terimakasih sudah mampir di blog saya :D

    BalasHapus
  6. Amaaal, akhirnya mampir juga.
    Gimana kabar? Hehe... Jangan nangis euy, percayalah bahwa kita adalah pasukan hebat negara ini. (wah ngimpi ya? ya minimal ngimpi lah)

    BalasHapus

Silakan berkomentar yang sehat