Sabtu, 18 September 2010

Memahami Tingkah Laku Manusia

Kemarin, aku menonton film "3 Idiots" untuk kesekian kalinya. Menarik kemasannya. Penuh banyolan. Dikiranya adegan serius, eah malah ternyata plesetan, guyonan. 

Film ini buatan India. Dengan dibintangi Aamir Khan yang berperan sebagai Rancho. Itu awalnya, ternyata dia adalah Chotte, anak tukang kebun dari Keluarga Rancho. Bingung ya? Makanya puter sekarang filmnya. Hehe...

Nah, yang aku suka dengan film itu adalah banyaknya pesan-pesan untuk sistem pendidikan. Jadi, ada kritikan-kritikan pedas tentang bagaimana seorang guru seharusnya mengajar. Sebisa mungkin jangan menjadikan mesin atau robot yang harus mau kemana akan disetir. Tapi jadilah dirinya sendiri. Jadilah siswa itu sendiri. 

Masih banyak lagi pesan-pesan moral yang asyik dan enak untuk diikuti (apa karena di Indonesia, sistem pendidikannya memang seperti itu ya? Jadinya mendengar pesan-pesan itu langsung paham karena contohnya nyata di depan mata). 

Tetapi ada satu adegan yang cukup membuatku setuju juga. Aku pernah merasakannya, dan aku yakin pasti Anda juga pernah merasakannya. Adegannya adalah ketika mereka ujian tes sehabis mengurusi bapaknya Raju yang sakit. Setelah ujian selesai, pengumuman dikeluarkan. Ternyata Farhan dan Raju berada di peringkat bawah. Mereka mencari-cari nama Rancho tapi nggak ketemu. 

Akhirnya Farhan keluar dari kerumunan mahasiswa yang sedang melihat pengumuman itu dan berkata, "Hatiku remuk, bukan karena aku paling bawah, tapi karena temanku tidak lulus!"

Kemudian dia melihat si Chattur berteriak-teriak marah. Raju mendekati Farhan dan ikut duduk. Farhan bertanya, "Mengapa si Chattur marah-marah?"

Raju      : "Karena dia berada di peringkat dua."
Farhan : "Lalu, siapa yang pertama?"
Raju      : "Rancho."
Farhan : "Hah?"
 
Farhan terkejut. Dia bangkit berdiri dan berebutan untuk melihat pengumuman lagi. Benar, Rancho ada di urutan paling atas. Kemudian mereka kembali, dan sembari berjalan, mereka bergumam,
Kami memahami satu lagi tingkah laku manusia
Jika temanmu  gagal, kau akan merasa sedih!
Tapi jika temanmu menjadi yang terbaik.
Kau akan lebih sedih!
Haha, ungkapan itu ada benarnya. Aku pernah merasakannya. Memang, perkuliahan dan sekolah memberikan pelajaran-pelajaran informal yang harus disadari untuk bisa dimanajemen ke depannya. Seperti ungkapan itu, kita tahu bahwa kita harus mensyukuri atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Nah, caranya, kita coba lihat apa yang sudah kita dapat, prestasi yang telah kita dan teman kita raih. Setidaknya, perhatikan apa kekurangan dia yang kita tidak punya itu. Maka, rasa syukur akan berkembang dengan sendirinya. Semakin merenungkan itu semua, maka lidah dan mulut ini akan dengan entengnya mengucap, "Alhamdulillah, Subhanallah, Allahuakbar!"

---

2 komentar:

  1. wah aku udah lihat lima kali apa yaa... emang filemnya inspiratif banget XD

    BalasHapus
  2. @ sau : iya. pancen apik filmnya. thx ea dah mampir...

    BalasHapus

Silakan berkomentar yang sehat