Minggu, 08 Januari 2012

Mahasiswa! (part 1)

Mahasiswa, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti orang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam ranah kedudukannya dalam sebuah negara yang berpedoman pada sistem demokrasi, mahasiswa ditempatkan sebagai salah satu elemen masyarakat yang penting dalam pemutusan kebijakan pemerintah. Banyak orang percaya bahwa saat menjadi mahasiswa adalah fase pertumbuhan dan perkembangan manusia menuju kedewasaan. Transisi antara remaja dengan dewasa adalah mahasiswa. Tanggung jawab sebagai manusia bertambah ketika menjadi mahasiswa. 


Bahkan, mahasiswa kini menjadi salah satu penyokong Tri Darma Perguruan Tinggi yang melibatkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dari panji-panji Tri Darma tersebut, sudah jelas tugas mahasiswa sebagai penimba ilmu di meja kuliah. Sebagai calon profesional, mahasiswa dituntut untuk mengembangkan riset secara komprehensif dan tuntas. Sehingga diharapkan pada akhirnya, dari riset yang dilakukan, didapat hasil yang bias diaplikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian. 

Namun, untuk menuju arah mulia tersebut, ada beberapa hal yang akrab di telinga kita dan hal itu sangat menyakitkan bagi siapapun termasuk Ibu Pertiwi. 

Semangat Mahasiswa: Salah Alamat 
Gak cuma Ayu Ting-ting aja yang salah alamat. Mahasiswa juga!
Belum lama ini, pada akhir Oktober 2011, terjadi tawuran antar mahasiswa di USU Medan, Sumatera Utara. Pada tawuran tersebut, terjadi lempar batu antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian. Beberapa mahasiswa menjadi korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kerugian secara material meliputi beberapa motor yang dibakar, mobil yang terkena lemparan batu, dan beberapa infrastruktur kampus yang rusak. Rektor USU Prof Syahril Pasaribu mengatakan pihaknya belum mengetahui secara persis penyebab tawuran tersebut, namun ia menyesalkan terjadinya tawuran itu, karena tidak mencerminkan sebagai orang yang berpendidikan. (http://www.seruu.com/kota/medan-seruu/artikel/tawuran-pecah-antara-mahasiswa-dua-fakultas-di-usu) 

Di tempat lain, ratusan mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terlibat tawuran, satu gedung labolatorium milik Fakultas Pertanian dibakar. 

Mahasiwa Fakultas Teknik yang melakukan penyerangan, melemparkan bom molotov ke arah gedung laboratorium Fakultas Pertanian, hingga api dengan cepat menjalar ke seluruh gedung, belum diketahui berapa jumlah korban dan kerugian yang dialami akibat insiden itu. (http://www.suarapembaruan.com/home/mahasiswa-universitas-gorontalo-tawuran-satu-gedung-dibakar/11969) 

Berita tersebut diambil dari beberapa media masa elektronik. Masih banyak kisah tragis tawuran di negeri ini. Hanya dari satu-dua kisah tawuran, sudah tak terbayang kerugian secara moral dan material yang diakibatkan. Sekelumit cerita tersebut memberikan gambaran bahwa ada hal-hal yang salah alamat. Ya, itulah semangat. Ketika dibumbui kemarahannya dan ditambah ulah tidak bertanggung jawab dari provokator, dengan semangat membabi buta, mereka melemparkan bom molotov dan batu. Dengan semangat yang salah tersebut, mereka tega untuk menghancurkan gedung dan kendaraan bermotor. 

Memang benar apa kata Rektor USU yang mengatakan, mahasiswa yang gemar tawuran tidak mencerminkan orang-orang yang berpendidikan. Secara fisik mereka berbadan tegap dan kekar, namun secara mental berotak anak kecil yang brutal. 

Seperti inikah wajah mahasiswa Indonesia?
Saya cukup muak dengan beberapa mahasiswa yang menyuarakan dengan lantang semboyan “Hidup Mahasiswa Indonesia!” di kampus-kampus. Bagaimana bisa, kita mendukung aksi-aksi mahasiswa yang anarki dan brutal tersebut dengan menyuarakan “Hidup Mahasiswa Indonesia”?

2 komentar:

  1. aslam.salam kenal.
    semoga yang merasa memiliki label mahasiswa segera menyadari kan arti dari nama trsbt ya broo. .. .

    BalasHapus
  2. yoi.. Mas Ibnu..
    Semoga cepet sadar aja.
    masak begitu nyalain TV, yang ada cuma tawuran melulu..

    BalasHapus

Silakan berkomentar yang sehat