Sob,
masih ingat postingan saya yang di Kalahkan Jenuh dengan Peluh? Di situ ada satu istilah yang saya sebutkan, yaitu well-saturated brain. Iyaps, kejenuhan saya sebut seperti itu. Sebab, memang ada kalanya seseorang itu stagnan, gak bisa ngapa-ngapain. Kejenuhan dalam benaknya sudah level kronis. Menahun ibaratnya. Gampang banget datangnya, tetapi gak terasa datangnya. Tetiba aja mandeg. Buntu sebuntu-buntunya. Secara fisik masih oke lah, tubuh masih bisa bergerak bebas dan kesana-kemari. Tetapi, bayangan otak udah gak ada kreativitasnya sama sekali.
Kita sebetulnya,
sering lho berada dalam level well-saturated brain (WSB) macam itu. Cuma ya itu tadi, gak kerasa kapan nya. Dan di sini, saya bahas khusus tentang WSB, sebab WSB menurut saya adalah sebuah penyakit. Serius, penyakit. Ya walaupun bukan penyakit klinis yang mesti menyerang organ fisik tertentu dalam tubuh sih, namun setidaknya, WSB ini tergolong dalam penyakit yang menyerang kinerja dan pola perilaku/sikap manusia. Bisa gak dimasukkan ke dalam gangguan jiwa? Belum sampai sebegitunya sih.
Dengan persiapan dan perawatan yang baik, WSB bisa disembuhkan.
WSB bisa, sangat bisa,
disembuhkan dengan setidaknya kita ketahui faktor penyebab dan bagaimana cara merawatnya, seperti beberapa hal berikut ini:
Pertama,
lingkungan aktivitas yang memang berkecepatan rendah (low-rated environment). Saya taruh faktor ini di urutan pertama karena memang yang paling besar pengaruh pada tingkat semangatnya kita adalah lingkungan. Bisa lingkungan kerja, lingkungan belajar, atau lingkungan aktivitas yang lain. Biar bagaimanapun, banyak kita baca bahwa lingkungan pula yang berperan penting dalam pembentukan karakter. Nah lhoh. Karakter mameen... Kurang serius apa coba. Makanya, beresin dulu faktor ini. Berpindahlah dari lingkungan yang lamban ke lingkungan yang lebih aktif dan enerjik. Dengan begitu, kita yang terjangkit WSB akan perlahan mengikuti arus kreativitas yang lebih cepat. Dan itu juga akan tanpa disadari sepenuhnya.
Kedua,
kurang olahraga. Ini seriusan. Work-out yang tidak sesuai atau bahkan tidak latihan olahraga fisik sama sekali hanya akan membuat kinerja fisik tidak efektif. Bawaannya hanya mengantuk, lemas, pusing, dan segala kelesuan yang lain. Logis, sebab kurang gerak dalam olahraga yang tepat, akan mempengaruhi pola metabolisme tubuh menjadi buruk. Peredaran darah tidak lancar, distribusi oksigen dan gizi yang terserap dari usus tidak maksimal, sehingga pada akhirnya, sedikit sel otak yang tersuplai darah segar beroksigen dan bergizi. Logis bukan? Makanya berolahragalah. Kalau bisa yang bersifat cardio atau memacu efektivitas kerja jantung. Rumusnya seperti ini (bisa dilihat di sini):
Hitung target detak jantung:
(220 - usia) x 0,6 = batas minimum dari target detak jantung per menit
(220 - usia) x 0,8 = batas maksimum dari target detak jantung per menit
Contoh: Jika usia saya 24 tahun, maka (220 - 24) x 0,6 = 117,6 (sekitar 118 detak per menit) untuk batas minimum, dan (220 - 24) x 0,8 = 156,8 (sekitar 157 detak per menit) untuk batas maksimum.
Ketiga,
kurang piknik. Nah yang ini baru ngehits. "Ah kamu sih, kurang piknik". Saya taruh faktor ini ke deretan ketiga karena juga cukup berpengaruh pada tingkat kesehatan otak kita. Fungsi piknik atau jalan-jalan itu banyak. Bahasa jaman saat ini adalah traveling. Bisa random traveling, atau well-planned sight-seeing. Dengan piknik, minimal otak kita bisa istirahat dari segala rutinitas. Juga, bisa menambah referensi baru yang mungkin bisa dipakai untuk percepatan pekerjaan di hari esoknya.
Keempat,
menikah? Well. Saya sendiri akhirnya 'terpaksa' meletakkan wacana menikah pada penyelesaian WSB. Kenapa? Karena setelah saya lihat dari berbagai studi kasus, banyak lho pasangan yang sudah menikah halal, sang suami menjadi sangat melejit kreativitasnya. Setelah menikah, banyak yang kemudian lancar berwirausaha. Yakin saya, bahwa mereka pun ada jatuh-bangun dalam beraktivitas, tetapi tahan banting, sebab ada seseorang yang menunggu jatah di rumah. Hehe...
Nah,
itu beberapa faktor yang saya pikir paling penting untuk menyembuhkan WSB. Untuk faktor satu sampai tiga, mudah lah diusahakan bagi setiap orang. Tetapi kalau yang keempat, gak semudah itu dilakukan. Butuh persiapan yang matang. Dan saya sedang mempersiapkannya. Hehehe...
Disclaimer: well-saturated brain adalah istilah saya sendiri, bukan istilah medis. Hehe...
Disclaimer: well-saturated brain adalah istilah saya sendiri, bukan istilah medis. Hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar yang sehat