"Semoga selalu di garis depan dalam berkarya nyata."
- B.J. Habibie, di Taman Pintar Jogja, 6 - 2 - 2011
Kita merasa sedih dengan kepergian Eyang Habibie. Bagaimana tidak, semenjak keberhasilan Beliau dalam menerbangkan pesawat N250 Gatotkaca dari landasan pacu Bandara Halim Perdana Kusuma, semua bayi yang lahir berdarah Indonesia pasti dibesarkan dengan gaung karya emas anak bangsa tersebut. Ini tidak berlebihan, pasalnya pesawat terbang merupakan wujud teknologi yang begitu mutakhir: menerbangkan besi.
Saya kemudian terngiang pesan Beliau ketika saya berkesempatan berjumpa dengan Beliau. Saya waktu itu meminta nasihat Beliau. Saya bilang, "Eyang, mohon berkenan Eyang menuliskan nasihat kepada kami, para Pemuda Indonesia." Beliau tersenyum antusias dan menerima spidol yang saya berikan. Beliau lalu menulis nasihat tersebut lengkap dan khas dengan tanda-tangan Beliau.
Berkarya Nyata.
Begitu dalam frasa ini. Begitu nyata. Minimal bagi saya. Oleh sebab itu, semenjak perjumpaan saya dengan Beliau saat itu, saya merasa mendapat suntikan semangat ketika mengingat nasihat beliau. Asli.
Momen yang tepat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggil Beliau dalam garis waktu dunia yang begitu tepat, setidaknya dalam perspektif saya. Skenario Allah yang begitu apik dan rapi, seolah tiada henti mengajarkan kepada manusia bahwa setiap yang bernyawa pasti mati. Juga setiap yang bernyawa akan dimintai pertanggung jawabannya. Juga setiap peristiwa akan menjadi pembelajaran bagi yang lainnya, bagi orang-orang yang mau berpikir.
Saat ini, Bangsa Indonesia tengah diselimuti polemik bangsa yang terlampau ruwet. Sebagian sudah pesimistis dengan nasib bangsa ke depan. Kepercayaan kepada pemerintah yang dipandang tiada berdaya menuntaskan permasalahan masyarakat, juga semakin terombang-ambing dengan berita-berita hoax yang merajalela. Beberapa talkshow dan tayangan juga menjadi bukti bahwa citra pemerintah semakin hari semakin tipis. Sebut saja, ketertutupan industri mobil Esemka, isu separatis Papua, isu penyempitan wewenang KPK, tersendatnya pembayaran BPJS ke rumah sakit, lapangan kerja, dsb.
Saya bilang, ini momen yang Allah kasih kepada kita, bahwa kita, khususnya para pemuda generasi milenial, sudah waktunya meneruskan perjuangan Eyang Habibie untuk berkarya nyata. Jangan pernah lengah dengan bergulirnya waktu. Masa muda jangan habis untuk berfoya-foya. Tenaga prima saat muda mari kita gunakan untuk membantu bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, menjadi negeri yang mulia, tanah yang kaya.
Mari Generasi Milenial,
Belum ada kata terlambat untuk berubah. Nyatakan karya kita, sesuai bidang keilmuan kita, sesuai dengan keahlian kita. Apa yang bisa kita wujudkan sebagai karya nyata, wujudkan.
Ingat pesan Eyang Habibie, "Semoga selalu di garis depan dalam berkarya nyata."